Surat untuk ayah

Saat aku meuliskan tulisan ini, aku berada dalam sebuah ruangan yang hanya ada aku dan iringan sebuah lagu dari blog seorang teman. Lagu yang memberiku inspirasi tenrang bagaimana mengungkapkan sebuah perasaan dengan cara ku sendiri.

Dear beloved father..
1 surat ini ku dedikasikan untuk seseorang yang aku cintai, sangat aku cintai namun tak kunjung ku beranni mengungkapkan perasaan ini. 21 tahun sampai nanti tiba saatnya aku menginjak usia 22 tahun di bulan Desember tak pernah terfikir untuk hanya sekedar berbicara layaknya seorang anak dan Ayah. Aku tak cukup berani mengungkapkan perasaan ku terhadapnya, Aku seorang anak perempuan yang tak pernah berani mengatakan sayang untuk ayahnya. Jarak ini rasanya sudah sangat jauh antara kita, namun aku berharap masih ada sesuatu yang bisa mengikat kami berdua.

Ayah...sehat kah? Aku disini sehat sangat, jangan khawatir tentang ku karena aku masih hidup dengan bahagia. Ayah, jangan membuat ku khawatir dengan kondisi mu seperti dulu, jaga baik-baik kondisi badan..makan yang banyak, makan daging dan nasi supaya selalu ada tenaga.
Ayah...aku tau aku jarang bahkan tak pernah mengungkapkan hal ini, bukan karena aku tidak mencintaimu atau bukan karena aku merasa tidak membutuhkan mu, namun aku merasa bukan seperti itu aku menunjukannya. Aku tak pernah mengeluh sekalipun padamu bukan karena aku kuat tapi karena hanya aku tidak mau kau mengkhawatirkanku, aku tidak pernah mau berbicara denganmu bukan karena aku benci dan tidak nyaman dengan pertanyaan mu tapi karena ada saatnya aku ingin menjawab dengan hasil yang kuraih, Aku pun tidak pernah menanyakan kabarmu sekalipun karena bukan karena aku sama sekali tidak menghiraukanmu namun hatiku terlalu keras untuk hal itu, melihatmu sesekali dirumah sedikitnya aku tau kondisimu seperti apa, walau kutau mungkin ada hal lain yang berbeda dengan keadaan didalam hatimu.
Ayah...aku tau kau selalu tunjukan sikap mu yang mencoba hangat dengan ku, tapi aku sulit untuk membuka hatiku untuk itu, seandainya sedikitnya kau mengerti tentang aku, tentang anak perempuan mu yang kelak mejadi wanita dewasa, khususnya tentang perasaanku..mungkin sikap dan hatiku tidak akan tumbuh keras seperti ini.
Ayah..jika waktu kita panjang, aku harap jangan pernah jenuh dengan ku yang seperti ini, tunggu beberapa waktu lagi, aku pasti berubah...

0 komentar:

Posting Komentar